Postingan

Terimakasih Atas Segala Cinta

 Beribu do'a yang telah kupanjatkan satu persatu mulai terkabul. dari saat aku mulai bernafas, hingga saat ini tak pernah henti ku panjatkan do'a selalu. Memohon apapun yang ku inginkan, tetapi Tuhan maha tau. Tak selalu yang ku inginkan dikabulkan, yang kubutuhkan lah yang diberikan.  Aku memiliki masa lalu yang mungkin kebanyakan orang pernah mengalaminya. masa lalu yang bisa saja menjadi pembelajaran, bisa juga sebagai pelecut supaya semangat hidup kembali terang saat dia mulai redup. dalam hitungan jari, ada beberapa kisah yang bahkan sampai saat ini masih ku simpan dan kukenang. terkadan kujadikan penghibur saat aku suntuk. terkadang kujadikan penyemangat saat lesu. kisah itu, selalu ada sepanjang perjalanan ini. Hei.... Masa lalu tak selalu buruk Masa lalu tak selalu kelam Jangan kau pikir masa lalu itu selalu saja pahit. tidak begitu semesta memainkan peran nya. hanya saja terkadang terselip bumbu air mata sebagai penyedap kisah itu.  Dan yakinlah, kisah itu akan lebih s

Ternyata Jatuh itu Sakit

Hidupku penuh dengan liku-liku. Berbagai rasa sudah aku alami. Suka, duka , canda, tangis, tawa, bahagia. Pernah diatas, juga pernah dibawah sampai titik nadir. Bermula sat aku memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan ku di pulau seberang, Kalimantan. Tanpa dipikirkan masak-masak, tanpa persiapan bekal, tanpa didasari oleh hal-hal yang sangat mendasar. Keputusan yang akhirnya kusesali karena kubuat dengan terburu-buru. Hingga aku terlunta-lunta pasca pulang dari Kalimantan.  Pemasukan tak ada, pekerjaan tak punya. Sampai beberapa waktu yang cukup lama hal ini kualami. Sebenarnya Istriku pun  tak setuju ketika  aku memutuskan berhenti dari pekerjaan itu, disiisi lain Tak ada jaminan diluar sana tersedia pekerjaan pengganti. Di Kalimantan, istriku sudah merasa nyaman. Memiliki Tetangga yang baik yang sudah seperti saudara, juga karena istriku sudah punya geng sosialita. Merasa berat meninggalkan Kalimantan untuk pulang kampung ataupun pindah kemanapun. Aku pulang kampung tan

Peramal Itu Bernama Jumbo

Dalam sebuah cerita yang telah usang, kutarik sedikit pelajaran hidup yang terkandung didalamnya. Ada sebuah kisah yang telah lama terjadi dan sudah terasa kadaluwarsa. Ini ceritaku, sebuah drama percintaan ala anak abege yang masih labil yang belum menemukan jati dirinya. Bermula dari ujian SNMPTN. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah, aku memang tidak langsung melanjutkan studiku. Tetapi mengabdi dulu untuk membantu mengajardi Madrasah Ibtidaiyah. Selama satu tahun aku menghabiskan waktu sebagai tenaga pendidik suka rela. Aku juga sadar, dalam menjalankan aktivitas harian ku mengajar, aku bukanlah seorang yang memiliki banyak ilmu. Tapi setidaknya aku bisa mengamalkan ilmu yang telah kudapat selama 12 tahun. Singkat kata, setelah selesai masa pengabdianku, aku memutuskan untuk melanjutkan studi. Kupilih Perguruan Tinggi Negri favorit di kota ku. Aku melakukan perjalanan yang lumayan jauh dari tempat asalku dipelosok negri. Dengan perjalanan menggunakan Speed boat kurang leb

Hubungan Tanpa Status

Mirna baru saja menyelesaikan tugasnya bersama Laras dan Vivi. Hp nya berdering, dilihatnya lcd hp nya, tertera Roni memanggil. "Iya halo...." "Siput, aku lagi di jalan nie. bentar lagi nyampe" "O ya ? dah sampe mana ?" "Gak tau nie pastiny, pokoknya udah lewat tugu besar itu" "Udah deket donk !" "Emang iya, kamu lagi ngapain ?" "Aku baru aja abiz ngerjain tugas nie ma laras n vivi" "Oh.... yaudah, kamu tunggu aja ya, bentar lagi aku nyampe kok" "Iya " "o ya siput, kamu udah makan lom ?" "Belom" "Yaudah, entar sekalian aku beliin" "ok" "yaudah, bye,,," "bye" Mirna menutup ponselny kemudian meletakkan diatas lemari. Pikirannya masih was-was setiap akan bertemu roni. Entah mengapa, Mirna masih belum bisa menempatkan nama roni di hatinya yang paling indah. Itu karena mirna masih

Olah Badan ala pemain sirkus

Gambar

Senja Tak Pernah Menghianati Malam

Gambar
 Setiap senja menyapa tubuhku, selalu ada stitik rindu yang tertunda. masih terlintas dalam lamunan jiwa, beberapa kata sayup dalam balutan asmara. Pernah mengalir deras bagai reruntuhan hujan, terdegradasi dalam sekejap mata tanpa gelora yang membara. Sayang, rindu itu sudah tak bertuan, hilang dengan sendirinya terhapus oleh waktu. Meski kadang muncul dalam ingatan, namun tetaplah tampak tak ada pemiliknya. Senja menyapa terus berlalu, dalam hitungan jari sudah tak kasat mata. Berganti malam yang mulai sendu, menitik beratkan pada hal yang sulit terlupakan. Terkadang mata menatap tajam, kekalutan tampak semakin dalam. Berurai air mata dalam kekecewaan, Rindu ini untuk apa? Rindu ini untuk siapa? Wajahku tak nampak lagi, gelap mengiringi malam yang mulai beranjak. Berbisik burung pemangsa alam, gerimis turun perlahan-lahan. Dingin malam mulai menyelimuti tubuhku, kaku seperti air yang beku. Dentuman gelegar petir mulai bersahut-sahutan, kilauan kilat memotret angkasa. Laksan

Hitungan Tanpa Angka Part 3

Didu asyik memainkan ponselnya, sambil ngaca, ngemil dan nonton drama korea. dia lupa kalu sedang dikantor, meski jam istirahat. teramat asyik samapi-sampai tanpa sadar bosnya sudah berdiri disampingnga memperhatikan tingkah konyolnya. karena menggunakan headset, otomatis pendengaranya fokus dengan suara di headset dan tak memperhatikan disekelilingnya. "aduh pak...ngagetin aja" didu merubah posisi yang tadinya kaki diatas meja dengan leher bertumpu di sandaran kursi. "kamu ngapain nonton film dikantor didu?, apa di mes masih kurang?" "iya pak maaf, penasaran sama ceritanya. malas pulang, jadi nonton dikantor deh pak", dengan tanpa beban menjawab dengan polosnya. "udahan nontonnya, ini udah jam 2, kerja lagi" "iya pak" Tak terasa, air mata didu mengalir dengan sendirinya. Seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Suatu perasaan yang tertahan, mengendap deras dalam lelahnya menata hati yang tak mampu lagi membohongi